PENGALAMAN PRIBADI
Setelah saya lulus dari sekolah dasar (SD) saya melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negri. Setelah saya masuk tsanawiyah prestasi saya meningkat..Dulu pada waktu SD boro-boro jadi juara satu, masuk tiga besarpun tidak pernah. Tapi setelah saya masuk tsanawiyah tidak disangka dan tidak di duga pada cawu pertama (sebelum memakai istilah semerster) saya mendapatkan juara pertama. Itu adalah hari yang paling membahagiakan buat saya karena sebelumnya saya tidak pernah mengalami peristiwa itu sebelumya.Setelah itu yaitu setelah pembagian rapot saya bersama teman-teman berjalan-jalan ke pantai kebetulan sekolah tsanawiyah saya dulu itu, dekat dengan pantai jadi saya dan teman-teman saya perginya ke panati saja selain dekat pemandanganya juga indah.
Setelah memasukisemester dua saya mengalami penurunan dalam hal prestasi.dulu ada waktu saya semester satu sayz jadi juara pertama tapi setelah semester dua saya menjadi juara tiga saya sangat menyesalsekali karena tidak bisa mempertahankan prestasi saya dan ortu pun serdikit kecewa.kata ortu saya “mengapa kok hasilnya turun”?terus kata out saya “ayo semangat lagi belajarnya” terus saya menjawab “baik pak”.
Setelah memasuki semester tiga saya tetep saja jadi juara tiga. Dalam hati saya mengatakan ya sudah deh tidak apa-apa yang penting cawu berikutnya harus lebih baik lagi dari pada cawu yang sekarang. Setelah acara kenaikan kelas diluar terjadi peristiwa yangsudah menjadi tradisi sekolah saya setiap habis kenaikan kelas temen-temen saya motor-motoran sambil mengeksresikan kegembiraanya karena sudah naiuk kelas dengan cara mengerung-gerungkan gas motor sehingga pada waktu itu berisik sekali. Di pertengahan jalan kami bertemu dengan anak-anak dari sewkolahan lain yang mereka juga sama kaya kita habis kenaikan kelas.tai setelah bertemu kami saling menunjukan kehebatan kami dengan cara menggerung-gerungkankan gas motor sehingga dianatara kami terjadi salah faham yang mengakibatkan perkelahian diantara kami.Untungnya ditempat itu ada masyarakat yang melihat lalu membubarkan/memisahkan kami sehingga tidak terjadi pembunuhan.
Setelah masuk sekolah lagi saya mendengar cerita dari kakak kelas saya dia mengatakan begini “setelah kenaikaankelas yang namanya tawuran atau perkelahian antar sekolah itu sudah biasa atau sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh sebagian anak-anak sekolah kami.terus kata oh begitu ngeri juga yah tradisi kita itu.